Menurut saya hidup itu adalah sebuah nafas. Nafas yang tidak
bisa dinilai dengan materi ataupun dunia beserta isinya. Lantas apa yang anda
maksud dengan hakikat ‘bernafas’?
Bernafas berarti menghirup oksigen dan menghembuskan karbon
dioksida. Yah, itu bisa jadi benar. Tapi saya tidak ingin membahas makna nafas
tersebut. Bagi saya nafas adalah awal dari sebuah kejadian. Kejadian yang hanya
saya dan Tuhanlah yang bisa tahu. Tentu saja hanya saya yang tahu, karena ini
hidup saya. Tapi benarkah hidup ini bisa saya kendalikan? Atau malah saya hanya
sebuah boneka yang hanya dapat bermakna jika ada tali-tali yang memainkan.
Entahlah.
Saya sudah lelah dengan semua. Terkadang saya ingin menyerah dan lari dari hidup saya. Tapi hati kecil saya selalu mendesak agar saya terus berjalan melewati bara panas kehidupan yang tak pernah bisa saya pahami. Mungkin tak akan bertahan saya ditengah nanti atau mungkin setelah ini saya akan menyerah. Entahlah.
Saya hanya seuntai ilalang yang hadir di awal musim hujan.
Yang tumbuh liar tanpa ada yang merawat ataupun perduli akan kehadirannya.
Panas matahari takkan membakar daun saya. Derasnya hujan takkan membunuh saya. Akar
saya terlalu dalam mengeruk tanah. Sedangkan tunas-tunas saya tak kunjung
mendukung hidup saya yang kelam dan liar ini.
Lantas saya mohon adakah yang dapat membunuh saya? Paling
tidak hal itu meringankan beban saya. L
1 komentar:
kehidupan merupakan teka-teki yang menimbulkan banyak pertanyaan dan jawaban tidak selalu terlihat pada saat itu juga, adakalanya jawaban itu terlihat pada waktu yang akan datang
(cacing, 2013)
Posting Komentar